Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2010

Air (mata)

Airmata ini seakan tak mau berhenti sementara air wudhu mulai mengering di rambutku yang keriting Tiap kali ku menghadap-Nya doa-doa tanpa rima kupersembahkan kepada ia "tentang kebahagiaannya, mimpi-mimpinya, keluarganya, juga semangatnya," Karena semakin jauh untuk melepas sauh cukup kujaga ia melalui Dia Karena hanya itu yang bisa kulakukan sebelum kenangan tentangku di dirinya terhapus pelan-pelan (14 Desember 2010)

Sendiri

by: Sang Alang Di pantai ini ku nikmati nyanyian dedaunan mengalun manis dimainkan angin Mengajakku 'tuk kembali mengenang setahun yang lalu kala itu mimpiku dan mimpimu masih menyatu Kala hari mulai senja kau bersandar di bahuku kita nikmati surya tengelam Dan kau tulis nama kita di atas pasir putih sambil kau berucap semoga cinta kita 'kan abadi Andai saat ini kau ada di sisiku aku takkan sendiri dan tak sekedar mengenang cinta kita yang pernah ada Sendiri ku kembali mencari cintaku yang hilang hamparan pasir putih dan ombak yang bergulung Jingga mentari senja adakah kau simpan kisahku yang tenggelam bersamamu, yang terbenam bersamamu

Rumah (1)

Desah angin malam ini dendangkan suara nyanyian hati pagar-pagar yang mulai berkarat memberi salam pada langkahku yang berat Kenangan menyusuri jejak kaki jerat serta jerit saling memaki limbung di tengah lumbung tiada lagi tali itu tersambung Hujan, pelangi, dan melati ingatannya memenuhi rumah itu terasa panas oala, hati ini teremas Pertengahan bulan setelah Lebaran pondok bambu dan nyamuk hutan airmata dan kekecewaan dia terlihat dewasa seperti malam Lama, kusadari realita ternyata telah terusir aku dari sana rumah yang pernah ku pastikan selamanya pekarangan, ruang tamu, kamar tidurnya asri... saujana Syahdan, di kala senja memerah ku selalu pulang ke sana membawa segenap penat yang segera lenyap saat jemari itu tergenggam erat Tak terbuka kini pintu rumah itu lagi seperti sales asuransi perlahan aku terusir pergi Sekian jauh perjalanan aku selalu kembali ke sana di saat mesti bertahan tubuhku lelah lalu kalah Wahai, masih terlintas sketsa raut rumah itu pinus di tepiannya berdesir

Asri

"Ushollii fardhol ashri arba'a roka'atin," Sajadah cokelat alas sholat sekejab tercekat Tatap diriku yang menuju ruku airmata meluruh padahal baru rakaat ke satu Tak kuusap biarkan hangatnya tersesap dan aku tahu, pada saat itu segala harap kugantungkan pada Yang Satu "Ushollii fardhol 'ashri arba'a roka'atin," (7 Desember 2010)