Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2008

Tetap tak berputar

Aku berada di titik paling rendah dalam hidupku Setiap hari yang berlalu seakan sama, tak bergerak, tak berputar Kadang aku nikmati Kadang aku sesali Apa arti sesal ketika hal itu telah terjadi Apa arti nikmat ketika itu menjadi sesat Aku berlari di atas lantai yang berjalan Ku berlari 5,6,7 langkah mencoba mengejar Ia berjalan 10,11,12 lebih cepat Semakin jauh, semakin jauh, semakin jauh Untuk apa mengejar Untuk apa berlari, Ia tetap melangkah lebih jauh

Kita Sedang Bermimpi?

tinggalkanlah gengsi hidup berawal dari mimpi gantungkan yang tinggi agar semua terjadi rasakan semua peduli itu ironi, tragedi senang bahagia hingga kelak kau mati (Hidup berawal dari mimpi: Bondan feat. Fade2Black) akhir-akhir ini aku sering memutar lagu tersebut. setelah lagu itu usai, kerap kali aku dihenyak oleh pikiranku sendiri. ternyata hidupku hanyalah mimpi. lebih lagi, mimpi di siang bolong yang datang telat. semua kejadian, makan, minum, ditolak cewek, bercinta dengan pelacur hanya mimpi! hidup berawal dari mimpi dan berakhir di mimpi. kadang aku heran dengan orang-orang yang seakan tidak sadar bahwa hidup di dunia ini adalah mimpi dan akan berakhir ketika kita bangun dan memndapati sebuah dunia yang berbeda. bukan kematian. bukan surga. bukan neraka. sebuah tempat yang tak mungkin bisa dijabarkan oleh kata-kata sakral kitab suci manapun. mereka berbuat semaunya kepada orang lain. men-justifikasi tanpa selidik dahulu. menghalalkan atau mengharamkan menurut pandangannya send

Biarkan Mengambang

Dan bulan pun terkejut dalam lamunannya, kemudian bersembunyi dengan sempurna dibalik awan-awan yang berbanjar tiga-tiga pada suatu ketika engkau berteriak di ujung gendang telinga, bahwa engkau tak bisa melupakan ia. Ketika engkau berkata selalu ada gambar dirinya disetiap benda yang terlihat oleh mata, seakan semua gambar dirinya tertanam di permukaan retinamu dalam bentuk tato yang abstrak. Aku hanya diam dan terus mendengarkan bahwa kau tak pernah bisa melupakannya. Atau dilain waktu saat suaramu terdengar begitu rendah menyerupa desah yang teramat mesra –sehingga desahan daun-daun kelapa pun kalah mesra, tentang betapa berat hari-hari yang kau jalani tanpanya. Kau begitu kehilangan; aku menyimpulkan. Kau berbisik di telinga kiriku kau merasa kehilangan dia disaat semua suara atau bebunyian yang dikenal di dunia ini tak lagi terdengar, saat semua menjadi sunyi. Kau merasa dia begitu berarti saat engkau kehilangan tawa dan menyucurkan air mata satu-satu dari mata yang membuat kau me

Coba Kita Gila!

aku membayangkan betapa menyedihkannya menjadi manusia yang waras. konsekuensi dari kewarasan itu, kita dihadapkan oleh berbagai macam persoalan dalam hidup yang (terpaksa) harus kita hadapi dan tanggung jawab yang (lagi-lagi terpaksa) harus kita pegang. meski hanya setengah hati. aku membayangkan nikmatnya menjadi orang gila atau setidaknya setengah gila atau berpura-pura gila. bukan 'gila' seperti kata dono kepada indro ("Gila lu Ndro!"). tapi gila yang "benar-benar gila!". coba bayangkan. tak ada tanggung jawab yang membebankan. tak ada persoalan yang musti dihadapi. karena tak ada "apa-apa" di dalam kepala kecuali gumpalan lemak bernama otak yang kosong. tak ada ocehan dari orang lain yang kita pedulikan saat kita telanjang berlari-larian di depan mall. tak perlu susah susah menentukan pilihan (yang memang tidak pernah ada yang baik) saat pilkada. tak ada tekanan untuk lulus saat sudah memasuki tahun terakhir kuliah. tak ada apa-apa. tak ada ap