Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2008

Surat Ketujuh

SENIN, 17 NOVEMBER 2008 Untuk kekasihku: yang tetap menari dalam sepi Wahai kekasihku, bagaimana kabarmu di sana ? Aku harap kau tetap seperti yang pernah tertanam dipikiranku. Lembut dan menenangkan. Kurasa telah cukup lama aku tak menyapamu, dan aku mohon maaf akan itu. Keadaanku di sini terlalu kacau, bahkan hanya untuk sekedar menulis paragraf awal. Aku sedang berada di titik paling membosankan dalam kehidupanku. Ditambah ketidakhadiranmu, membuat segalanya semakin terasa tak menyenangkan. Kamu tahu, aku telah menyelesaikan ur usanku di sini. Aku telah menunaikan semua kepentingan oran g-orang yang mendukungku. Ya, kuliahku telah selesai, bersamaan dengan hujan yang turun dengan tiba-tiba pada hari itu, 4 November 2008. Tetapi, entah kenapa aku tidak merasakan euphoria yang seperti oran g-orang lain yang mendukungku. Seperti ada ‘sesuatu’ yang lain lagi ‘di sana ’, menungguku dengan pisa u di tangan kiri dan pedang di punggungnya. Atau, seperti naik rollercoaster , saat ki