puisi ini berawal dari rasa rindu
yang meluruh pada hari yang bergemuruh
titik-titik air lalu jatuh
menyentuh jejak-jejak langkah kecil itu
kau
dan aku
dua hati yang gamang
berpelukan dalam hati yang bergenggaman
maka jadilah hujan
pada senja yang temaram
rumput-rumput kering lalu basah
senyum mereka merekah
seperti tawa kita
diantara buaian dua roda
dan kita menjadi hujan
di dalam kegetiran bagi masing-masing kita
Air:
Kau
adalah lembaran angin yang berhembus
Aku
Adalah tetesan air yang bersatu menjadi samudra yang dalam
Saat kau menguapkan tetesan air
membawanya bersama menuju langit
dan mengumpulkannya kembali
kau jadikanku cumulonimbus
Kita bersatu
dalam desau yang berubah menjadi gemuruh
pada gelora yang menjadi kilatan cahaya
dari angkasa
lalu baurkan segala menjadi rintik kembali
Maka begitulah alasannya
mengapa kita menjadi hujan
(29 Mei 2010)
Komentar
Posting Komentar