Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2010

Empat Bulan dan Tiap Malam

kerinduan ini teramat panjang, seperti curahan hujan bulan juni yang tiada terlalu peduli. malam itu terlalu panjang, hampir mati aku dibuatnya dalam detik-detik yang bergerak lamban. "ternyata pagi masih lama sayang, kecupan riangmu itu di telingaku adalah ucapan selamat pagi pengganti harum kopi yang hampir habis," empat bulan dan tiap malam. pagi kutunggu dalam diam dan kecemasan akan rindu. (15 Juni 2010)

Hujan dan Kita

Angin: puisi ini berawal dari rasa rindu yang meluruh pada hari yang bergemuruh titik-titik air lalu jatuh menyentuh jejak-jejak langkah kecil itu kau dan aku dua hati yang gamang berpelukan dalam hati yang bergenggaman maka jadilah hujan pada senja yang temaram rumput-rumput kering lalu basah senyum mereka merekah seperti tawa kita diantara buaian dua roda dan kita menjadi hujan di dalam kegetiran bagi masing-masing kita Air: Kau adalah lembaran angin yang berhembus Aku Adalah tetesan air yang bersatu menjadi samudra yang dalam Saat kau menguapkan tetesan air membawanya bersama menuju langit dan mengumpulkannya kembali kau jadikanku cumulonimbus Kita bersatu dalam desau yang berubah menjadi gemuruh pada gelora yang menjadi kilatan cahaya dari angkasa lalu baurkan segala menjadi rintik kembali Maka begitulah alasannya mengapa kita menjadi hujan (29 Mei 2010)