Langsung ke konten utama

Surat Untuk Pelangi Pagi Ini

Hujan sudah berhenti
tinggalkan angin mati
sang gadis pun telah lama pergi
langkahkan kaki dan lambaikan jemari

Penantiannya bersama jerami
paving blok museum pagi ini
arca-arca peninggalan dinasti
duduk bersisian dalam sepi

Meski hujan berlalu sudah
kenapa gelap masih berulah
di punggung senja yang memerah
pada ujung tahun penuh gundah

Dimana lengkunganmu
duhai pelangi dan awan biru
kenapa tak jua penuh
hanya mengintip sejak tiga bulan lalu

Poster di pagar gedung tua itu juga tahu sebenarnya
pelangi seharusnya ada setiap hujan reda
wahai, rintik itu pun kurang lebih sama
tinggal setitik di ujung tiang lampu merah

Dia --gadis itu-- telah lama menantimu
selalu berharap rindunya menyentuh lengkunganmu
Ia duduk di atas luka
berbelai dengan kata: menanti!

Duhai pelangi,
ia ingin kau kembali
jangan biarkan ia sepi terbaring pada malam dan pagi
lalu tersiksa racun jemu yang abadi

(13 Desember 2010)

Komentar