Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

Surat Untuk Pelangi Pagi Ini

Hujan sudah berhenti tinggalkan angin mati sang gadis pun telah lama pergi langkahkan kaki dan lambaikan jemari Penantiannya bersama jerami paving blok museum pagi ini arca-arca peninggalan dinasti duduk bersisian dalam sepi Meski hujan berlalu sudah kenapa gelap masih berulah di punggung senja yang memerah pada ujung tahun penuh gundah Dimana lengkunganmu duhai pelangi dan awan biru kenapa tak jua penuh hanya mengintip sejak tiga bulan lalu Poster di pagar gedung tua itu juga tahu sebenarnya pelangi seharusnya ada setiap hujan reda wahai, rintik itu pun kurang lebih sama tinggal setitik di ujung tiang lampu merah Dia --gadis itu-- telah lama menantimu selalu berharap rindunya menyentuh lengkunganmu Ia duduk di atas luka berbelai dengan kata: menanti! Duhai pelangi, ia ingin kau kembali jangan biarkan ia sepi terbaring pada malam dan pagi lalu tersiksa racun jemu yang abadi (13 Desember 2010)