Langsung ke konten utama

Rumah (1)

Desah angin malam ini
dendangkan suara nyanyian hati
pagar-pagar yang mulai berkarat
memberi salam pada langkahku yang berat

Kenangan menyusuri jejak kaki
jerat serta jerit saling memaki
limbung di tengah lumbung
tiada lagi tali itu tersambung

Hujan, pelangi, dan melati
ingatannya memenuhi
rumah itu terasa panas
oala, hati ini teremas

Pertengahan bulan setelah Lebaran
pondok bambu dan nyamuk hutan
airmata dan kekecewaan
dia terlihat dewasa seperti malam

Lama, kusadari realita
ternyata telah terusir aku dari sana
rumah yang pernah ku pastikan selamanya
pekarangan, ruang tamu, kamar tidurnya asri... saujana

Syahdan, di kala senja memerah
ku selalu pulang ke sana
membawa segenap penat
yang segera lenyap saat jemari itu tergenggam erat

Tak terbuka kini
pintu rumah itu lagi
seperti sales asuransi
perlahan aku terusir pergi

Sekian jauh perjalanan
aku selalu kembali ke sana
di saat mesti bertahan
tubuhku lelah lalu kalah

Wahai, masih terlintas sketsa raut rumah itu
pinus di tepiannya berdesir berlagu
senandung rindu dari situ
melantunkan nada haru

Ingin ku katakan
"izinkanlah aku pulang,
sebentar ataupun sekali saja,"
untuk kembali ke halamannya

(11 Desember 2010)

Komentar

  1. puisinya bagus a', belajar dari mana? hehehe
    ajarin dunk...

    BalasHapus
  2. satu-satuny cr utk bs mnulis dg baik, ya dg mnulis. Sering2 nulis, ttg apa ja. Lalu prbnyk prbndharaan diksi, cr ny, dg bnyk2 bc, enth itu puisi, cerpen, koran, atw bhkn kamus, hehe

    btw, thx utk pujianny. Km jg hrs sering2 nulis y

    slmt brkrya, tabik!

    BalasHapus
  3. diksi kakak bagus.. puisi kakak bagus-bagus

    BalasHapus
  4. diksi nur juga banyak, kosa kata saya sangat terbatas

    BalasHapus

Posting Komentar