usai sudah di kelokan sungai itu dekat muara kita berpisah lepaskan sulur yang mengikat keberadaan kita "duhai ranting patah, tak perlu kau tunggu silahkan kau melaju aku akan menuju ke arahnya. tak akan kembali atau menepi," selalu ku kira sama itu coretan cerita tentang hujan obrolan ikhwal awan dan nasi goreng yang kematangan "wahai melati, pergilah itu arusmu, ini arusku tiada lagi ku menahanmu aku tidak akan membual lagi," terkenang kembali segala ini sebelum kau pergi saat kita mulai meniti "dan mungkin kita tak akan sama-sama kembali menyusuri ini," tiada yang hangus saat nama pada masing-masing ponsel terhapus hanya belum ditulis-Nya nama kita pada kertas yang sama, itu saja (19 Oktober 2010)
inilah tempatku bermain. tiada apa-apa. hanya kata dan aksara. mari kawan, kita bermain bersama.