Langsung ke konten utama

Surat Kesebelas

Rabu, 25 Februari 2009
Untuk bunga pagiku,

Sepotong puisi untuk dirimu, yang tercipta tak sengaja.

Ada wangi di udara pagi ini menyapaku dengan senyum hangat. Pada titik embun yang menjuntai malas di ujung rerumputan. Pada daun-daun kenanga yang menguning, menanti. Aku berharap, wangi itu menyambutku dalam keharuan lima purnama.

Pagi. Sebuah siklus waktu dimana para penyongkel jendela rumah-rumah yang ditinggal pergi penghuninya kembali pulang ke rumah sendiri membawa sedikit rejeki penambah kepulan asap dapur.

Pagi. Sebuah siklus waktu dimana kaum-kaum hedonis terkapar tak sadarkan diri di tepi ranjang kamar hotel dengan bau santar alkohol di mulut dan sisa muntah yang menempel di pipi, setelah semalaman suntuk berpacu dengan irama musik dan denting gelas berisi Martini atau Vodka atau Tequila yang datang tanpa henti. Itulah arti Pagi.

Pagi. Sebuah siklus waktu dimana gelandangan-gelandangan menggerutu sambil membereskan kardus alas tidur mereka yang berdebu di emperan toko di bawah tatapan sinis dan jijik pemilik toko.

Pagi. Sebuah siklus waktu dimana dengkur lembut menenangkan dari isteri yang tidur nyenyak, dengan cepat berubah jadi sumpah serapah diantara tumpukan sampah yang tergenang air berbau sampah pula merembes pelan dicelah lubang sepatu butut seorang supir angkutan pinggir kota berumur 40-an dan beranak lima.

Pagi. Sebuah siklus waktu dimana kita harus kembali memasang topeng yang telah dicuci pada malam sebelumnya, untuk sekedar memberitahu orang-orang yang mengenal kita bahwa kita baik-baik saja.

Pagi. Sebuah siklus waktu dimana kebohongan pertama akan sangat berharga.
Pagi. Sebuah siklus waktu dimana aku memaki dalam hati, karena belum puas bercinta denganmu dalam mimpi.

Tetapi...
Pagi. Juga adalah sebuah siklus waktu dimana sejuta harapan baru menggelembung kembali, setelah pada malam sebelumnya dikempiskan secara paksa oleh realita yang terjadi antara siang dan malam.

Pagi. Juga adalah sebuah siklus waktu dimana setetes embun terasa sangat menyegarkan, dibandingkan air minum kemasan yang terus-terusan naik harganya yang memiliki kandungan zat-zat yang menyehatkan.

Pagi. Juga adalah sebuah siklus waktu dimana keringat pertama akan mendatangkan sekulum senyum tulus dan bahagia dari orang-orang yang kita sayangi.
Pagi. Juga adalah sebuah siklus waktu dimana aku bisa sendiri, menulis surat ini, merangkai kisah lain lagi yang akan menyenangkan, denganmu.

”Selamat pagi! Semoga hari ini lebih berarti”

Komentar