Rabu, 26 November 2009 Teruntuk kau, yang kian terpatri dalam hati, Aku sudah membaca semua mimpi-mimpi kamu yang tertera pada daftar yang kau tulis beberapa waktu lalu. Aku tahu, itu hanya sebagian mimpi-mimpi yang baru sempat kamu tuangkan menjadi rangkaian aksara. Aku yakin, ada banyak lagi mimpi-mimpi yang masih terendapkan. Berulang-ulang aku baca. Semakin sering kubaca, semakin dalam aku mengenalmu. Semakin dalam aku mengenalmu, semakin hebat perasaan kagum ini (meski ada beberapa mimpimu yang membuatku harus tersenyum meringis menahan sedikit ‘sakit’). Kau tahu, aku sangat menyukai mimpi kamu no 15, 16, dan 17. “Aku ingin menyekolahkan adik bungsuku ke jenjang pendidikan yang tinggi,” katamu. Mimpi itu yang paling mulia ku rasa. Bertambah lagi rasa kagum ini setelah membaca mimpimu yang satu itu. Betapa cintanya kau kepada adikmu tersebut. Dan memang, sebaiknya hal tersebutlah yang harus kita lakukan untuk menjaga orang yang kita cintai dari pengaruh dunia yang makin berengsek i...
inilah tempatku bermain. tiada apa-apa. hanya kata dan aksara. mari kawan, kita bermain bersama.