Langsung ke konten utama

Monolog Kopi yang Kemanisan (2)

5.
aku meracik lagi. kopi hitam yang kental dan pahit. kucampur dengan sedikit sajak yang terkorosi. dan, kutuang di atas prosa yang redup terbakar api.

6.
tumpahan kopi itu belum kubersihkan. "aku sangat ingin minum kopi. airnya sudah capek-capek kumasak. sayang, kan?". kuambil sedotan dan kuhirup pelan-pelan.

7.
"aku tidak suka kopi yang dingin. makanya aku minum cepat-cepat," katamu ketika pada suatu pagi kita bercanda dengan melankoli. ah, hanya kata-kata itu yang tertinggal di bibir gelas yang belum ku cuci. tak lama, kusembunyikan gelas itu di bagian pojok lemari. hanya agar ia tak berkoar lagi.

8.
meski kau bilang, "aku suka kopi pahit,", entah mengapa selalu manis kopi yang kau buat untukku. "ganti. aku tidak suka manis," kataku dalam dawai-dawai yang bergelambir pada kunci minor. kau ambil gelasku. kau buang kopi itu. kau endapkan ampasnya. dan kau langsung pergi.

(7 Desember 2009)

Komentar