hujan datang
padahal siang masih benderang
gerimisnya pelan-pelan
basahi kembali dedaunan
"terselip di sudut stasiun tanjung karang,"
kereta itu penuh makian dan tatapan kosong sejuta pujangga
merangas pada sela jendela dan sambungannya
tanganmu yang selalu kurasa halus
menenteng sebuah kardus
"talinya hampir putus,"
selembar tiket biru
terselip di sakumu
basah
terkena ludah
"sementara hujan makin deras dan orang-orang berlarian dengan wajah memelas,"
pria berseragam polisi
berdzikir dalam hati
senapan laras panjang yang siap terkokang
menjadi luapan kegembiraan beberapa orang yang keluar menuju pulang
"kau masih terdiam dan ketakutan. pada basah. pada hujan yang melulu menggerutu,"
aku datang dalam guyuran hujan
badanku bopeng dan kedinginan
di sudut itu
melihatmu yang ketakutan. pada basah. pada hujan yang melulu menggerutu
"payung ini di tanganku. kemarilah, ku pinjamkan. jika kau tiada mau kehujanan,"
(25 September 2010)
padahal siang masih benderang
gerimisnya pelan-pelan
basahi kembali dedaunan
"terselip di sudut stasiun tanjung karang,"
kereta itu penuh makian dan tatapan kosong sejuta pujangga
merangas pada sela jendela dan sambungannya
tanganmu yang selalu kurasa halus
menenteng sebuah kardus
"talinya hampir putus,"
selembar tiket biru
terselip di sakumu
basah
terkena ludah
"sementara hujan makin deras dan orang-orang berlarian dengan wajah memelas,"
pria berseragam polisi
berdzikir dalam hati
senapan laras panjang yang siap terkokang
menjadi luapan kegembiraan beberapa orang yang keluar menuju pulang
"kau masih terdiam dan ketakutan. pada basah. pada hujan yang melulu menggerutu,"
aku datang dalam guyuran hujan
badanku bopeng dan kedinginan
di sudut itu
melihatmu yang ketakutan. pada basah. pada hujan yang melulu menggerutu
"payung ini di tanganku. kemarilah, ku pinjamkan. jika kau tiada mau kehujanan,"
(25 September 2010)
Komentar
Posting Komentar