Langsung ke konten utama

Pertanyaan-pertanyaan miris dalam beberapa kisah yang sedikit melankolis

apa yang bisa menghentikan hujan selain tangis dedaunan yang merindukan kerlip pelangi yang berpedaran. dan ataukah gumpalan kekecewaan bunga yang kelopaknya robek pelan-pelan?

kapankah hujan akan terhenti. apakah pagi, saat embun membasuhi dan berdzikir sambil menunggu matahari. ataukah siang, ketika kepenatan dan haus memuncak dan hampir meledak. atau mungkin sore, dimana temaram membayangi kedatangan bulan tatkala senja yang muram menyusuri gedung-gedung dan jalan-jalan kota ini.

atau malam? ketika burung-burung hantu duduk murung di dahan-dahan perdu dan menyanyikan berlembar-lembar lagu sendu:
"Ku merenung, ku merenung. Kenali hati. Ku melaju, ku melaju. Menyelami hati. Aku tahu siapa aku, sebenarnya. Aku hanya seorang manusia belaka. Yang penuh dengan kesalahan dan kelemahan di dalam diriku. Yang penuh dengan kegelapan dan terang di dalam diri dan jiwaku."*

perlukah hujan terus membasahi, jika tanah ini seperti tiada peduli lagi, dan pelan-pelan melirih dalam tangis.

(14 September 2010)

*lirik lagu "Aku" dipopulerkan oleh "Sore"
**picture: tukangkopi.wordpress.com

Komentar