SABTU, 13 SEPTEMBER 2008 Untuk kekasihku: yang masih selalu menari-nari di tepi ranjang mimpi, Aku ingin marah saat ini! Memaki-maki! Menghancurkan apapun yang ada! Tapi kepadamu atau oran g lain, hanya ingin marah-marah saja. Melepaskan kekesalan yang mengendap menjadi kerak di otak. Kau tahu, kenapa aku ingin marah? Kau ingat surat terakhirku kemarin, di sana kutulis bahwa aku sedang mengurus ‘hal-hal yang tak masuk di akal’. Dan, rasa amarah ini berhubungan dengan ‘hal’ tersebut. Ada satu kejadian yang membuat aku merasa kesal, dilecehkan, diremehkan, diinjak-injak kepalaku tanpa bisa aku melawan (atau lebih tepatnya, tanganku diikat dan mulutku dibebat sehingga aku hilang daya untuk bisa melawan!). Akan kuceritakan sedikit. Saat ini aku sedang mencoba meraih tiket untuk bisa menghadapi masa depan yang mungkin lebih cerah. Akan tetapi, usa haku tersebut terbentur dengan ‘hal-hal yang tak masuk di akal’ yang membuatku kesal tadi. Dan, ‘hal-hal’ itu berkaitan sangat erat de...
inilah tempatku bermain. tiada apa-apa. hanya kata dan aksara. mari kawan, kita bermain bersama.