Untuk kekasihku: yang belum aku tahu siapa,
Ini adalah
Aku pun sendiri tak mengerti kenapa bisa aku tergerak untuk menulis
Kau tahu? Suasana hati di sini sedang merahjambu, ya seperti yang telah kukatakan tadi, terbawa suasana romantis dari novel kang Abik itu, yang bercerita tentang seorang laki-laki yang sangat mendambakan perempuan untuk dijadikannya isteri. Hingga akhirnya ia menikah dengan seorang muslimah berwajah cantik dan hapal kitab suci. Lalu apakah sampai di situ saja cerita? Apakah ia bahagia? Kamu tahu kekasihku? Ia tidak berbahagia. Ya, ia tidak bahagia dengan perkawinannya meski kata banyak orang ia beruntung mendapatkan seorang isteri yang cantik dan berbudi luhur. Dan kamu tahu kenapa? Karena isterinya tersebut tidak memiliki kecantikan yang didamba-dambanya, kecantikan Cleopatra, kecantikan Mesir. Isterinya tersebut tidak sesuai dengan ‘standar’ dia. Naif sekali dia yah.
Memang setiap orang memiliki kriteria-kriteria tertentu yang menjadi favoritnya, tapi itu bukan untuk perempuan! Karena kita manusia (perempuan dan laki-laki) bukan barang yang memiliki nilai jual atau beli! Kita sama berharganya satu sama lain.
Dan lagi, ada satu hal yang membuat aku geram setelah membaca novel itu.
Mungkin kamu heran, kenapa dalam
Ketahuilah kekasihku, kau tak perlu menjadi apapun atau siapapun yang aku sukai hanya agar aku menyayangimu karena aku akan berbuat seperti itu. Aku tidak akan berusaha menjadi hal-hal yang engkau sukai. Karena aku hanya ingin kamu, itu saja. Aku tidak akan mencari kelebihan dari dirimu untuk membuat suatu alasan agar aku menyayangimu. Dan, aku harap kau pun seperti itu kepadaku.
Satu lagi, aku pun tidak selalu mengharapkan agar engkau selalu menurut padaku. Aku ingin engkau kritis. Makilah, teriaklah, ataupun sanggahlah apabila ada sikap atau kemauanku yang bertentangan dengan nuranimu. Jangan takut untuk mengatakan: “Tidak!”. Karena engkau perempuan yang setara dengan aku yang laki-laki. Jangan merasa aku lebih kuat. Jangan merasa kau lebih lemah. Jangan merasa kalau perempuan itu lemah!. Karena aku yakin, keharmonisan bukanlah tercipta dari suatu struktur dimana ada pihak superior mengangkangi ataupun menyetir pihak inferior. Karena aku yakin, engkau sama berharganya denganku. Tidak kurang tidak lebih, hingga suatu saat nanti, ketika kau dan aku melebur jadi satu.
Komentar
Posting Komentar