Langsung ke konten utama

Kulukai-kulari-kumati

tiada sengaja kulukai kelopaknya. keraguan ini kambing hitamnya. "bulirku meretak pada rangkaian dahan pete," kata dia dalam helaian minggu ke empat yang terasa jahat. aku merasa bersalah kemudian.

sebenarnya, aku masih ingin tetap bercanda di tiap robekan helai kelopaknya. namun keraguan ini amat mengganggu. ketidaknyamanan pada hati pada diri. "aku cemburu dalam untaian ambigu!" jeritku dari dalam lubang tempatku terjatuh.

duhai melati, andai tiap senja kau selalu ada. andai setiap malam kita selalu bersendawa. tanpa perlu kita terikat pada suatu ekspektasi dan hanya bergantung pada kompromi dan cuma saling mengelus pipi dengan toleransi.

"aku merasa amat bersalah kemudian!"

melati pada dataran tinggi. aku pergi ke tempatmu, bukan untuk memetik, hanya lirik dan berlirih.

(6 April 2010)

Komentar